Perdebatan Antara Klasik dan Keynes

Written by aren giff 1 komentar Posted in:


Pendahuluan
Salah satu kontroversi dalam teori moneter antara golongan Klasik dan golongan Keynes adalah tentang pemahaman mereka terhadap inflasi. Perdebatan yang sangat panjang antara kedua golongan tersebut merupakan refleksi atas posisi penting yang ditempati oleh inflasi. Dan secara umum diakui bahwa di negara yang sedang berkembang, inflasi lebih merupakan penyakit ekonomi daripada stimulan ekonomi.
Para pemikir Klasik menyatakan bahwa inflasi, dimanapun dan kapanpun, merupakan fenomena moneter. Pemikiran awal mereka, yang tertuang dalam The Crude Quantity Theory, menyatakan bahwa dalam kondisi full-equilibrium, perubahan moneter hanya akan berpengaruh pada tingkat harga. Sehingga perubahan jumlah uang yang beredar sebagai wujud dari kebijakan moneter, hanya akan mengubah perekonomian secara nominal.
Di sisi lain, kaum Keynes menyatakan bahwa perubahan moneter dapat meningkatkan aktifitas ekonomi dan sekaligus tingkat harga melalui tingkat bunga dan inflasi. Keynes berpendapat bahwa perubahan variabel moneter, berupa perubahan jumlah uang yang beredar, akan berpengaruh terhadap tingkat bunga. Selanjutnya perubahan tingkat bunga akan berpengaruh terhadap investasi, dan melalui mekanisme perubahan harga, akan mempengaruhi pendapatan nasional, sebagai wujud perekonomian sektor riil.


 Perdebatan Antara Klasik dan Keynes
1.      Pandangan Kaum Klasik
Istilah Klasik di dalam ilmu ekonomi mula-mula diperkenalkan oleh Karl Marx yang ditujukkan untuk teori-teori dari para ahli mulai dari David Richardo, James Mill, dam pendahulu mereka. Pengertian Klasik versi Karl Marx ini kemudian diperluas oleh John Maynard Keynes.
Gagasan atau pandangan kaum Klasik yang sangat penting adalah yang mengatakan bahwa tingkat output dan harga keseimbangan hanya bisa dicapai kalau perekonomian berada pada tingkat kesempatan kerja penuh (full Employment), dan keseimbangan dengan tingkat kesempatan kerja penuh (equilibrium with full employment) itu hanya bisa dicapai melalui bekerjanya mekanisme pasar bebas (free operation of market mechanism). Keseimbangan dengan kesempatan kerja penuh tersebut menurut kaum Klasik merupakan kondisi yang ideal atau normal dari suatu perekonomian.
Keyakinan dari kaum Klasik sbahwa di dalam perekonomian akan selalu terwujud keadaan seimbang dengan tingkat kesempatan kerja penuh itu dilatarbelakangi oleh keyakinan mereka akan tiga hal berikut :
1.      Bahwa perekonomian pasar (bebas) itu memiliki kekuatan yang dapat diibaratkan sebagai suatu mekanisme yang memiliki kemampuan self-correcting atau self-regulating, yang dapat membawa perekonomian tersebut kepada kondisi yang diinginkan, yaitu full employment equilibrium.
2.      Hukum pasar dari J. B. Say, yang mengatakan bahwa penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri (supply creates its own demand), selalu berlaku bagi perekonomian secara keseluruhan.
3.      Bahwa tingkat harga dan upah di dalam perekonomian adalah cukup fleksibel, artinya harga-harga baran dan upah tenaga kerja sewaktu-waktu dapat dengan cepat disesuaikan.
Pada intinya model makro ekonomi dari kaum Klasik memiliki beberapa implikasi yang penting, yaitu :
1.      Kesempatan kerja penuh selalu terwujud
2.      Pergeseran permintaan agregat (aggregate demand, AD) hanya akan mempengaruhi tingkat harga (P), tetapi tidak mempengaruhi tingkat output riil keseimbangan (Y) dan kesempatan kerja di dalam perekonomian.
3.      Penawaran merupakan faktor kunci bagi pertumbuhan ekonomi. Menurut kaum Klasik, stagnasi ekonomi yang terjadi merupakan akibat dari kegagalan atau ketidak-mampuan di dalammeningkatkan atau mengembangkan input-input tersebut.
4.      Inflasi yang terjadi akibat ketidak-mampuan bank sentral. Menurut Klasik, inflasi di dalam perekonomian timbul sebagai akibat kegagalan dari pemerintah atau bank sentral untuk mengendalikan laju pertumbuhan jumlah uang beredar.
2.      Pandangan Keynes
Apa yang dikemukaka olek kaum Klasik tersebut di atas ternyata mendapat tanggapan dan kritik keras dari Keynes yang juga dikenal sebagai bapak dari makro ekonomi modern.
Salah satu pendapat yang sangat penting dari Keynes adalah yang mengatakan bahwa perekonomian swaste pada dasarnya adalah tidak stabil dan penuh dengan ketidakpastian, dan bahwa kondisi yang ideal dari perekonomian adalah keseimbangan di bawah kesempatan kerja penuh atau keseimbangan dengan pengangguran besar-besaran.
Selain itu, Keynes mengatakan bahwa tidak terdapat kecenderungan secara alamiah bagi perekonomian yang bergerak ke arah keseimbangan dengan kesempatan kerja penuh. Di dalam model makro ekonominyaKeynes, uang merupakan peubah yang sangat penting dan menentukan karena dapat mempengaruhi tingkat output dan kesempatan kerja.
Keynes menciptakan suatu teori yang bersifat terpadu tentang uang, output, kesempatan kerja dan harga-harga, sebagai kebalikan dari teori klasik yang dikenal dengan “two-worlds” system, dimana output riil dan kesempatan kerja ditentukan oleh tingkat upah dan tingkat bunga, sementara jumlah uang beredar hanya menentukan tingkat harga.
Singkatnya Keynes tidak mempercayai bahwa :
1.      Perekonomian akan selalu berada pada kondisi keseimbangan dengan kesempatan kerja penuh
2.      Mekanisme pasar itu akan selalu dapat bekerja dengan baik, sehingga menjamin perekonomian selalu dalam kondisi yang diharapkan.
3.      Hukum pasar dari J.B. Say yang mengatakan penawaran menciptakan permintaan sendiri akan selalu berlaku di dalam perekonomian secara keseluruhan, sehingga menjamin bahwa penawaran agregat akan selalu sama dengan permintaan agregat(AS=AD).
4.      Tingkat harga dan upah bersifat fleksibel, tetapi sebaliknya Keynes mengatakan bahwa harga dan upah itu cenderung untuk kaku
J.M. Keynes sering dikatakan telah menciptakan suatu revolusi di dalam pemikiran ekonomi, khususnya dalam ekonomi makro, yaitu revolusi Keynesian.


 Kesimpulan

 Perbandingan antara Klasik dan Keynes
a.       Full Employment
-          Klasik : Full employment selalu terwujud
-          Keynes : Full employment merupakan hasil (outcome) jangka panjang
b.      Permintaan Agregat (AD)
-          Klasik : permintaan agregat (AD) tidak mempunyai “real effects”, dalam artian tidak dapat mempengaruhi output (Y) dan kesempatan kerja, tetapi hanya mempengaruhi tingkat harga (P).
-          Keynes : permintaan agregat (AD) mempunyai “real effects”, dalam jangka pendek tetapi dalam tidak dalam jangka panjang.
c.       Penawaran Agregat (AS)
-          Klasik : penawaran agregat (AS) merupakan kunci bagi pertumbuhan ekonomi. Output ditentukan hanya oleh kurva AS yang vertikal
-          Keynes : penawaran agregat (AS) masih merupakan kunci bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam jangka penfek, perekonomian bisa menyimpang dari kurva AS jangka panjangnya, bergerak sepanjang kurva AS jangka pendek yang horizontal. Namun pada akhirnya, output riil akan ditentukan oleh kurva AS yang vertikal.
d.      Inflasi
-          Klasik : inflasi berasal dari atau disebabkan oleh “too much money chasing to few goods”.
-          Keynes : inflasi bisa berasal dari segala sesuatu atau dari apa saja yang menyebabkan permintaan agregat (AD) mengalami kenaikan yang pesat disbanding dengan penawaran agregat (AS).

1 komentar:

Posting Komentar

Pages

Total Tayangan Halaman

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini